Dalam pengelolaan koperasi terdapat dua aspek yaitu usaha dan manusia (anggota). Kedua aspek tersebut dapat dikelola secara optimal dengan menggunakan system tanggung renteng. Sebetulnya secara struktur organisasi sama dengan koperasi pada umumnya. Cuma yang membedakan pada bagan anggota. Dalam system tanggung renteng anggota dihimpun dalam kelompok-kelompok. Melalui kelompok inilah komunikasi antar anggota, maupun anggota dengan koperasinya bisa terjalin dengan intensif dan puncaknya terjadi pada Rapat Anggota.
Dalam koperasi yang menerapkan system tanggung renteng, kelompok merupakan basic dari pengelolaan koperasi. Karena didalam kelompoklah, semua aktivitas anggota terkait dengan koperasi, dilakukan. Semua aktivitas tersebut yang terkait dengan pengambilan keputusan harus dilakukan dengan cara musyawarah. Pola pengambilan keputusan demikian dilakukan, karena semua konsekuensi dari keputusan tersebut menjadi tanggung jawab bersama seluruh anggota dalam kelompok. Dengan kata lain, eksistensi sebuah kelompok menjadi tanggung jawab bersama seluruh anggota dikelompok tersebut. Hal itu bisa dicermati pada definisi system tanggung renteng itu sendiri yaitu : Suatu sistem yang memuat tanggung jawab bersama diantara anggota dalam satu kelompok, atas segala kewajiban anggota pada koperasinya dengan dasar keterbukaan dan saling mempercayai.
Dengan system tanggung renteng, aspek usaha akan bisa tergarap secara optimal. Transaksi yang tejadi antara anggota dan koperasi ditentukan dikelompok. Sementara koperasi tinggal merealisasikan apa yang telah diputuskan oleh kelompok. Sebaliknya segala konsekuensi dari keputusan kelompok tersebut akan menjadi tanggung jawab seluruh anggota dalam kelompok. Karena selama ini system tanggung renteng baru diterapkan dalam usaha simpan pinjam, maka efektifitas dari system tanggung renteng dalam aspek usaha bisa dilihat dari resiko kredit macetnya. Dari pengalaman Kopwan SBW yang telah menerapkan system tanggung renteng selama hampir 33 tahun, untuk kredit macet ini bisa ditekan hingga 0%. Suatu yang jarang terjadi dalam sebuah lembaga keuangan.
Sedangkan pada aspek manusia, system tanggung renteng dalam proses penerapannya bisa menjadi system untuk merubah sikap dan perilaku. Tentu saja hal tersebut bisa terjadi bila system tanggung renteng diterapkan secara konsisten dan pendampingan secara terus menerus. Penerapan system ini akan membiasakan anggota dalam kebersamaan, kejujuran dan terbuka, saling percaya, bermusyawarah, disiplin dan bertanggung jawab. Pembiasaan inilah yang kemudian akan berkembang menjadi sebuah budaya yang pada akhirnya akan menjadi penopang keberadaan koperasinya. Sedang bagi anggota sendiri, sikap dan perilaku tersebut akan meningkatkan martabat dan pembuka akses bagi keberdayaanya. (gatot)
SUMBER : http://koperasi-tanggungrenteng.com/tanggung-renteng/pengelolaan-koperasi-dengan-tanggung-renteng-ii
0 komentar:
Posting Komentar