Jumat, 16 Mei 2014

3. PRINSIP DAN UKURAN KINERJA:: AKUNTANSI INTERNASIONAL



PERBEDAAN POKOK PRINSIP AKUNTANSI INTERNASIONAL DI DUNIA

Adanya perbedaan akuntansi di seluruh dunia sudah tidak diragukan lagi cukup signifikan untuk membuat pekerjaan dari analis keuangan sangat sulit dalam periode pembuatan perbandingan internasional.
            Jika sekarang kita fokus pada beberapa pengukuran kunci dalam pemilihan beberapa negara besar seperti AS, Uni Eropa (termasuk di dalamnya Inggris, Belanda, Prancis dan Jerman), Brasil, Swiss, China dan Jepang, kita bisa melihat variasi dari prinsip akuntansu yang digunakan bisa berpengaruh berbeda terhadap pendapatan dan aset.
            Untuk beberapa negara, yang mana representatif dalam pengidentifikasian klasifikasi kultur sebelumnya telah di bahas pada bab 3 & 4, prinsip akuntansi juga berkaitan dengan pemilihan pengukuran kunci yang dipresentasikan pada basis komparatif. Dari kesimpulan ini bisa terlihat beberapa perbedaan di berbagai negara.
Dengan hormat kepada basis pengukuran yang digunakan, aplikasi konservatif dari biaya historis umumnya di jadikan persyaratan di negara Uni Eropa, disana ada kecendrungan untuk pendekatan yang lebih fleksibel, khususnya di Inggris dan Belanda. Di dua negara tersebut, biaya histors secara berkala di modifikasi dengan revaluasi nilai pasar atau biaya pengganti, khususny pada kasus tanah dan bangunan dan peralatan.
            Akuntansi depresiasi di AS dan Uni Eropa, khususnya di Inggris didasarkan pada konsep dari nilai guna umur ekonomi, dimana di negara lain seperti Prancis, Jerman, Swiss dan Jepang, peraturan perpajakan secara umum mendorong metode yang lebih cepat.
            Pengukuran persediaan secara umum didasarkan pada prinsip “lower of cost and market” tetapi dengan beberapa variasi dalam penaksiran arti dari pasar, itu adalah, “net realizable value” atau biaya pengganti. LIFO juga kadang kali diijinkan untuk tujuan pajak (sebagai contohnya Jepang dan AS), tetapi lebih sering tidak (contohnya Uni Eropa). Kontruksi kontrak diakuntansikan secara umum menggunakan metode “percentage-of-completion”. Tetapi metode kontrak lengkap yang lebih konservatif digunakan di Swiss, Cina dan Jerman.
            Biaya bagian penelitian dan pengembangan/Research and Development (R&D) biasanya dikeluarkan lebih cepat di negara Anglo-Amerika dan Jerman. Meskipun I Brasil pendekatan yang lebih fleksibel telah diadopsi secara umum. Pendekatan yang serba memperbolehkan juga diadopsi secara umum  ke arah kapitalisasi biaya peminjaman dari aset.
            Perlakuan dari keuntungan pensiun juga diakuntasikan secara umum atas basis yang bertambah/ atau proyeks keuntungan yang akan dibayarkan kepada karyawan, kontras dengan Brasil dan Cina yang menggunakan metode sebaliknya.
            Perlakuan terhadap perpajakan adalah area utama dari perbedaan pengukuran pendapatan akuntansi menjadi dipengaruhi secara kuat oleh peraturan pajak di Prancis, Jerman, Swiss, dan Brasil.
            Perlakuan dari kombinasi bisnis di seluruh dunia bervariasi tergantung pada kurang atau lebihnya  metode “pooling-of-interest” atau kumpulan kepentingan, metode ini dijadikan persyaratan atau diijinkan tergantung pada keadaan tertentu. Tetapi metode pembelian juga dibutuhkan secara umum. Di Brasil, Cina dan Jepang metode amortisasi diperlukan dan kontras dengan AS dan Inggris, dimana mertode amortisasi tidak diperlukan tetapi dilakukan tes kelayakan.
            Berkaitan dengan goodwill, hal-hal lain seperti merk, hak publikasi, dan paten, yang secara umum dikapitaslisasi, kecuali di Swiss, tetapi subjek biasanya diamortisasi, jika tidak maka diadakan tes kelayakan.
            Akhirnya, hal-hal yang berkaitan dengan translasi mata uang asing adalah penting dalam tujuannya untuk mendapatkan pengukuran untuk memilih antara average atau closing rate. Disini, spertinya ada beberapa fleksibilitas secara umu, dengan kurs aktual ataupun kurs rata-rata.
            Meskipun adanya pertumbuhan kekhawatiran terhadap perbedaan prinsip pengukurann dan praktiknya secara internasional, kurang lebih yang diketahui tentang dampak keseluruhan dari perbedaan akuntansu atas pendapatan dan ekuitas pemegang saham. Meskipun begitu, perbedaan kepada berbagai aspek pengukuran akuntansi mungkin telah dikompensasi satu sama lain agar secara luas dampak keseluruhannya tidak terlalu signifikan. Pertanyaan pentingnya adalah apakah perbedaan akuntasnsi secara sistematis berdampak terhadap pengukuran pendapatan, dengan kata lain, apakah perbedaan ini sangat berarti?
            Meskipun telah dilakukan riset yang sangat terbatas mengenai dampak kuantitatif dari perbedaan akuntansi internasional, ada  bukti kuat antara hubungan prinsip akuntansi di AS dengan Inggris, beberapa negara Uni Eropa, dan Jepang.

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN INTERNASIONAL
Akuntansi keuangan merefleksikan lingkungan yang dilayaninya
Kerangka untuk Analisis Laporan Keuangan:
Variabel Lingkungan
Nilai Budaya
Nilai Akuntansi
Variabel
Amerika Serikat
Jepang
Pendanaan eksternal
Pasar modal
Bank
Keterkaitan politik & ekonomi dgn negara lain
Dipengaruhi Inggris
Dipengaruhi Jerman, lalu AS setelah PD II
Sistem hukum
Common Law
Code Law
Level Inflasi
Rendah
Rendah
Ukuran & Kompleksitas lingkungan bisnsi
Besar & kompleks
Besar & Kompleks
Kecanggihan manajemen & komunitas finansial
Tinggi
Tinggi
Tingkat pendidikan secara umum
Tinggi
Tinggi

Nilai Budaya
         Individu vs kelompok
         perintah hierarki vs persamaan berhadapan dengan ketidak pastian
Nilai Akuntansi
         Profesionalisme vs pengendalian hukum
         Keseragaman vs fleksibilitas
         Konservatisme vs optimisme
         Rahasia vs transparansi
Sistem Akuntansi
         Otoritas
         Penegakan
         Pengukuran
         Pengungkapan
Model Akuntansi Dan Nilai Akuntansi
Fair Presentation/Full Disclosure
Legal Compliance
Inflation Adjusted
Profesionalisme
Pengendalian berdasar UU
Pengendalian berdasar UU
Fleksibilitas
Keseragaman
Keseragaman
Optimisme
Konservatisme
Konservatisme
Transparansi
Kerahasiaan
Kerahasiaan
Analisis Informasi Keuangan
Ketepatan waktu,bahasa,istilah & format
Tabel rata2 penundaan tanggal akhir tahun & tanggal laporan auditor:
Jumlah Hari
Negara
1-30
Tidak ada
31-60
Brasil,Kanada,Meksiko,Korea Selatan,Taiwan,USA
61-90
Argentina,Australia,Denmark,Jepang,Belanda,Singapura,Spanyol,Inggris Raya
91-120
Perancis, Jerman, Hongkong
121 lebih
Pakistan

Analisis Rasio
Indikator Pengembalian:
Pendapatan per lembar saham =     Pertumbuhan laba bersih saham biasa / Total saham dari saham biasa yang beredar
Pengembalian atas aktiva =     Laba bersih / Total Aktiva
Pengembalian atas ekuitas =   Laba bersih / Ekuitas pemilik
             
Analisis Rasio
Indikator Likuiditas dan Risiko:
Rasio Lancar =     Aktiva lancar / Utang lancar
Utang terhadap ekuitas =   Total Utang / Ekuitas pemilik

UKURAN KINERJA KEUANGAN
Endang Wirjatmi (2005:61) mengemukakan bahwa “KInerja merupakan tingkat keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya”. 
Menurut Lembaga Administrasi Negara (2003:3) “KInerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan, program, kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, visi organisasi”. 
Kaplan dan Norton (1995:23) mengungkapkan bahwa “ Berdasarkan Balance Scorecard, ukuran kinerja dapat dibedakan menjadi empat perspektif, yaitu perspektif financial, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan”. 
Sedangkan menurut Mulyadi (2001), ukuran kinerja dapat dibagi menjadi dua, yaitu : 
Ukuran kinerja keuangan dan ukuran kinerja non keuangan. Kinerja keuangan biasanya diukur berdasarkan anggaran yang telah dibuat, yaitu dengan menganalisis varians (selisih atau perbedaan) antara kinerja actual dengan yang dianggarkan. Sedangkan kinerja non keuangan dapat dilihat dari kualitas pelayanan, kedisiplinan, kepuasan pelanggan dan sebagainya. 
Lebih lanjut Mulyadi (2001) mengungkapkan bahwa “Pengukuran kInerja keuangan merupakan penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria sebelumnya”. 
Akhmad Solikin (2006) menyatakan bahwa “Kinerja keuangan yaitu kinerja kegiatan operasional yang berdimensi keuangan”. 
Berdasarkan definisi-definis di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan adalah ukuran keberhasilan suatu organisasi mencapai target-target yang telah ditetapkan dalam anggarannya guna mewujudkan visi dan misi perusahaan, 
Anggaran dan laporan keuangan merupakan sumber informasi dalam menilai kinerja keuangan suatu organisasi. Dalam mengukur kinerja keuangan, Weston (2001:237) mengklasifikasikan ukuran kinerja keuangan ke dalam tiga kelompok yaitu: 1) Ukuran Kinerja, 2) Ukuran efisiensi operasi, 3) Ukuran kebijkan keuangan. 
Ukuran-ukuran kinerja mencerminkan keputusan-keputusan strategis, operasi, dan pembiayaan. Ukuran efisiensi operasi mencerminkan pengelolaan penggunaan berbagai sumber daya yang dimiliki perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya. Sedangkan ukuran keuangan mengukur kemampuan organisasi dalam memenuhi kewajibannya dan mengukur sebatas mana total aktiva dibiayai oleh modal sendiri dibandingkan dengan pembiayaan kreditor.
     Tujuan Pengukuran Kinerja Keuangan 
Menurut Mardiasmo ( 2002:122) secara umum, tujuan pengukuran kinerja adalah: 
1. Untuk mengkomunikasikan strategis secara lebih baik, 
2. Untuk mengukur kinerja financial dan non financial secara berimbang sehingga dapat ditelusuri perkembangan pencapaian strategi. 
3. Untuk mengakomodasi pemahaman kepentingan manager level menengah dan bawah serta memotivasi untuk mencapai goal congruence. 
4. Sebagai alat untuk mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan individual dan kemampuan kolektif yang rasional. 

UKURAN KINERJA BERDASARKAN ANGGARAN
Anggaran dan laporan keuangan merupakan sumber informasi dalam menilai kinerja keuangan suatu organisasi. Dalam mengukur kinerja keuangan, Weston (2001:237) mengklasifikasikan ukuran kinerja keuangan ke dalam tiga kelompok yaitu: 1) Ukuran Kinerja, 2) Ukuran efisiensi operasi, 3) Ukuran kebijkan keuangan. 
Anggaran yang disusun dengan pendekatan kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut. 
1. Untuk mengkomunikasikan strategis secara lebih baik, 
2. Untuk mengukur kinerja financial dan non financial secara berimbang sehingga dapat ditelusuri perkembangan pencapaian strategi. 
3. Untuk mengakomodasi pemahaman kepentingan manager level menengah dan bawah serta memotivasi untuk mencapai goal congruence. 
4. Sebagai alat untuk mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan individual dan kemampuan kolektif yang rasional. 

UKURAN KINERJA BERDASARKAN ROI
Perhitungan kinerja dengan menggunakan ROI menghasilkan penilaian yang sederhana karena hanya melibatkan komponen laba bersih dan total assets. Penilaian ini hanya berdasarkan pada laba secara akutansi sehingga sulit untuk mengetahui apakah perusahaan berhasil menciptakan nilai.
Ada 3 (tiga) keuntungan dengan menggunakan ROI sebagai tolak ukur kinerja, yaitu:
1.      Ukuran komprehensif, dimana semua mempengaruhi laporan keuangan tercermin dalam laporan ini,
2.      Mudah dihitung, mudah dipahami, dan pengertiannya bernilai absolut.
3.      Perhitungan denominator dapat dilakukan untuk unit organisasi apa saja tanpa melihat ukuran dan jenis perusahaan.
Kelemahan ROI :
1.    Manajer pusat investasi cenderung menolak investasi yang bisa menurunkan ROI pusat pertanggung jawabannya, walaupun akan meningkatkan profitabilitas perusahaan secara keseluruhan.
2.    Manajer pusat investasi hanya berpikiran jangka pendek tanpa memperhatikan kepentingan jangka penjang.

SUMBER :
·     http://rahasiaakuntansi.blogspot.com/2010/10/perbedaan-akuntansi-internasional-dan.html