Selasa, 19 Juni 2012

Just In Time (JIT)


1. Pengertian JIT
Dalam pengertian luas, JIT adalah suatu filosofi tepat waktu yang memusatkan pada aktivitas yang diperlukan oleh segmen-segmen internal lainnya dalam suatu organisasi.
Just In Time (JIT) adalah suatu sistem produksi yang dirancang untuk mendapatkan kualitas, menekan biaya, dan mencapai waktu penyerahan seefisien mungkin dengan menghapus seluruh jenis pemborosan yang terdapat dalam proses produksi sehingga perusahaan mampu menyerahkan produknya (baik barang maupun jasa) sesuai kehendak konsumen tepat waktu. Untuk mencapai sasaran dari sistem ini, perusahaan memproduksi hanya sebanyak jumlah yang dibutuhkan/diminta konsumen dan pada saat dibutuhkan sehingga dapat mengurangi biaya pemeliharaan maupun menekan kemungkinan kerusakan atau kerugian akibat menimbun barang .
Sistem ini dirintis oleh Toyota Motor Corporation dan dikenal juga dengan Sistem Produksi Toyota, yang kemudian dikenal juga dengan istilah Sistem Produksi Ramping (Lean Production System) dan sistem kanban.

JIT mempunyai empat  aspek pokok sebagai berikut:
1.      Semua aktivitas yang tidak bernilai tambah terhadap produk atau jasa harus di eliminasi.Aktivitas yang tidak bernilai tambah meningkatkan biaya yang tidak perlu,misalnya persediaan sedapat mungkin nol.
2.      Adanya komitmen untuk selalu meningkatkan mutu yang lebih tinggi.Sehingga produk rusak dan cacat sedapat mungkin nol,tidak memerlukan waktu dan biaya untuk pengerjaan kembali produk cacat, dan kepuasan pembeli dapat meningkat.
3.      Selalu diupayakan penyempurnaan yang berkesinambungan (Continuous Improvement)dalam meningkatkan efisiensi kegiatan.
4.      Menekankan pada penyederhanaan aktivitas dan meningkatkan pemahaman terhadap aktivitas yang bernilai tambah.

JIT dapat diterapkan dalam berbagai bidang fungsional perusahaan seperti misalnya pembelian, produksi, distribusi, administrasi dan sebagainya.

A. Pembelian JIT
            Pembelian JIT adalah sistem penjadwalan pengadaan barang dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat dilakukan penyerahan segera untuk memenuhi permintaan atau penggunaan.
Pembelian JIT dapat mengurangi waktu dan biaya yang berhubungan dengan aktivitas pembelian dengan cara:
1.      Mengurangi jumlah pemasok sehingga perusahaan dapat mengurangi sumber-sumber yang dicurahkan dalam negosiasi dengan pamasoknya.
2.      Mengurangi atau mengeliminasi waktu dan biaya negosiasi dengan pemasok.
3.      Memiliki pembeli atau pelanggan dengan program pembelian yang mapan.
4.      Mengeliminasi atau mengurangi kegiatan dan biaya yang tidak bernilai tambah.
5.      Mengurangi waktu dan biaya untuk program-program pemeriksaan mutu.
            Penerapan pembelian JIT dapat mempunyai pengaruh pada sistem akuntansi biaya dan manajemen dalam beberapa cara sebagai berikut:
1.      Ketertelusuran langsung sejumlah biaya dapat ditingkatkan.
2.      Perubahan “cost pools” yang digunakan untuk mengumpulkan biaya.
3.      Mengubah dasar yang digunakan untuk mengalokasikan biaya sehingga banyak biaya tidak langsung dapat diubah menjadi biaya langsung.
4.      Mengurangi perhitungan dan penyajian informasi mengenai selisih harga beli secara individual
5.      Mengurangi biaya administrasi penyelenggaraan sistem akuntansi.

B. Produksi JIT
            Produksi JIT adalah sistem penjadwalan produksi komponen atau produk yang tepat waktu, mutu, dan jumlahnya sesuai dengan yang diperlukan oleh tahap produksi berikutnya atau sesuai dengan memenuhi permintaan pelanggan.
Produksi JIT dapat mengurangi waktu dan biaya produksi dengan cara:
1.      Mengurangi atau meniadakan barang dalam proses dalam setiap workstation (stasiun kerja) atau tahapan pengolahan produk (konsep persediaan nol).
2.      Mengurangi atau meniadakan “Lead Time” (waktu tunggu) produksi (konsep waktu tunggu nol).
3.      Secara berkesinambungan berusaha sekeras-kerasnya untuk mengurangi biaya setup mesin-mesin pada setiap tahapan pengolahan produk (workstation).
4.      Menekankan pada penyederhanaan pengolahan produk sehingga aktivitas produksi yang tidak bernilai tambah dapat dieliminasi.

            Perusahaan yang menggunakan produksi JIT dapat meningkatkan efisiensi dalam bidang:
1.      Lead time (waktu tunggu) pemanufakturan
2.      Persediaan bahan, barang dalam proses, dan produk selesai
3.      Waktu perpindahan
4.      Tenaga kerja langsung dan tidak langsung
5.      Ruangan pabrik
6.      Biaya mutu
7.      Pembelian bahan

            Penerapan produksi JIT dapat mempunyai pengaruh pada sistem akuntansi biaya dan manajemen dalam beberapa cara sebagai berikut:
1.      Ketertelusuran langsung sejumlah biaya dapat ditingkatkan
2.      Mengeliminasi atau mengurangi kelompok biaya (cost pools) untuk aktivitas tidak langsung
3.      Mengurangi frekuensi perhitungan dan pelaporan informasi selisih biaya tenaga kerja dan overhead pabrik secara individual
4.      Mengurangi keterincian informasi yang dicatat dalam “work tickets”

2. Pemanufakturan JIT dan Penentuan Biaya Produk
Pemanufakturan JIT menggunakan pendekatan yang lebih memusat daripada yang ditemui dalam pemanufakturan tradisional.Penggunaan sistem pemanufakturan JIT mempunyai dampak pada:
1.      Meningkatkan Keterlacakan (Ketertelusuran) biaya.
2.      Meningkatkan akurasi penghitungan biaya produk.
3.      Mengurangi perlunya alokasi pusat biaya jasa (departemen jasa)
4.      Mengubah perilaku dan relatif pentingnya biaya tenaga kerja langsung.
5.      Mempengaruhi sistem penentuan harga pokok pesanan dan proses.

            Dasar-dasar pemanufakturan JIT dan perbedaannya dengan pemanufakturan tradisional:

2.1. JIT Dibandingkan dengan Pemanufakturan Tradisional.
            Pemanufakturan JIT adalah sistem tarikan permintaan (Demand-Pull). Tujuan pemanufakturan JIT adalah memproduksi produk hanya jika produk tersebut dibutuhkan dan hanya sebesar jumlah permintaan pembeli (pelanggan). Beberapa perbedaan pemanufakturan JIT dengan Tradisional meliputi:
a.  Persediaan Rendah
b.  Sel-sel Pemanufakturan dan Tenaga Kerja Interdisipliner
c.       Filosofi TQC (Total Quality Control)

2.2. JIT dan Ketertelusuran Biaya Overhead
            Dalam lingkungan JIT, beberapa aktivitas overhead yang tadinya digunakan bersama untuk lebih dari satu lini produk sekarang dapat ditelusuri secara langsung ke satu produk tunggal. Manufaktur yang berbentuk sel-sel, tanaga kerja yang terinterdisipliner, dan aktivitas jasa yang terdesentralisasi adalah karakteristik utama JIT.


JIT
TRADISIONAL
Sistem Pull-through
Persediaan tidak signifikan
Sel-sel pemanufakturan 
Tenaga kerja terinterdisipliner
Pengendalian mutu (TQC)
Dsentralisasi  jasa
Sistem Push-through
Persediaan signifikan
Berstruktur departemen
Tenaga kerja terspesialisasi
Level mutu akseptabel (AQL)
Sentralisasi jasa








2.3. Keakuratan Penentuan Biaya Produk dan JIT
            Salah satu konsekuensi dari penurunan biaya tidak langsung dan kenaikan biaya langsung adalah meningkatkan keakuratan penentuan biaya (Harga Pokok Produk).
Pemanufakturan JIT, dengan mengurangi kelompok biaya tidak langsung dan mengubah sebagian besar dari biaya tersebut menjadi biaya langsung maupun sebaliknya, dapat menurunkan kebutuhan penaksiran yang sulit.

2.4. JIT dan Alokasi Biaya Pusat Jasa
            Dalam manufaktur tradisional, sentralisasi pusat-pusat jasa memberikan dukungan pada berbagai departemen produksi. Dalam lingkungan JIT, banyak jasa didesentralisasikan.Hal ini dicapai dengan membebankan pekerja dengan keahlian khusus secara langsung ke lini produk dan melatih tenaga kerja langsung yang ada dalam sel-sel untuk melaksanakan aktivitas jasa yang semula dilakukan oleh tenaga kerja tidak langsung.

2.5. Pengaruh JIT pada Biaya Tenaga Kerja Langsung
            Sebagai perusahaan yang menerapkan JIT dan otomatisasi, biaya tenaga kerja langsung tradisional dikurangi secara signifikan.Oleh sebab itu ada dua akibat:
1.  Persentasi biaya tenaga kerja langsung dibandingkan total biaya produksi menjadi berkurang
2.  Biaya tenaga kerja langsung berubah dari biaya variabel menjadi biaya tetap.

2.6. Pengaruh JIT pada Penilaian  Persediaan
            Salah satu masalah pertama akuntansi yang dapat dihilangkan dengan penggunaan pemanufakturan JIT adalah kebutuhan untuk menentukan biaya produk dalam rangka penilaian persediaan. Jika terdapat persediaan, maka persediaan tersebut harus dinilai, dan penilaiannya mengikuti aturan-aturan tertentu untuk tujuan pelaporan keuangan. Dalam JIT diusahakan  persediaan nol (atau paling tidak pada tingkat yang tidak signifikan), sehingga penilaian persediaan menjadi tidak relevan untuk tujuan pelaporan keuangan.Dalam JIT, keberadaan penentuan harga pokok produk hanya untuk memuaskan tujuan manajerial. Manajer memerlukan informasi biaya produk yang akurat untuk membuat berbagai keputusan misalnya: (a) penetapan harga jual berdasar cost-plus, (b) analisis trend biaya, (c) analisis profitabilitas lini produk, (d) perbandingan dengan biaya para pesaing, (e) keputusan membeli atau membuat sendiri, dsb.

2.7. Pengaruh JIT pada Harga Pokok Pesanan
            Dalam penerapan JIT untuk penentuan order pesanan, pertama, perusahaan harus memisahkan bisnis yang sifatnya berulang-ulang dari pesanan khusus.Selanjutnya, sel-sel pemanufakturan dapat dibentuk untuk bisnis berulang-ulang.
            Dengan mereorganisasi tata letak pemanufakturan, pesanan tidak membutuhkan perhatian yang besar dalam mengelompokkan harga pokok produksi. Hal ini karena biaya dapat dikelompokkan pada level selular. lagi pula, karena  ukuran lot sekarang lebih sangat kecil,maka tidak praktis untuk menyusun kartu harga pokok pesanan untuk setiap pesanan. Maka lingkungan pesanan akan menggunakan sifat sistem harga pokok proses.

2.8. Penentuan Harga Pokok Proses dan JIT
            Dalam metode  proses, perhitungan biaya per unit akan menjadi lebih rumit karena adanya persediaan barang dalam proses. Dengan menggunakan JIT, diusahakan persediaan nol, sehingga penghitungan unit ekuivalen tidak terlalu dibutuhkan, dan tidak perlu menghitung biaya dari periode sebelumnya. JIT secara signifikan mengarah pada penyederhanaan.

2.9. JIT dan Otomasi                        
            Sejak sistem JIT digunakan, biasanya hanya menunjukkan kemungkinan otomasi dalam beberapa hal. Karena tidaklah umum bagi perusahaan yang menggunakan JIT untuk mengikutinya  dengan  pemilikan  teknologi pemenufakturan maju. Otomasi perusahaan untuk : (a) menaikkan kapasitas produksi, (b) menaikkan efisiensi, (c) meningkatkan mutu dan pelayanan, (d) menurukan waktu pengolahan, (e) meningkatkan keluaran.
            Otomasi meningkatkan kemampuan untuk menelusuri biaya pada berbagai produk secara individual. sebagai contoh sel-sel FMS, merupakan rekan terotomasi dari sel-sel pemanufakturan JIT. Jadi. beberapa biaya yang merupakan biaya yang tidak langsung dalam lingkungan tradisional sekarang menjadi biaya langsung.

2.10. Penentuan Harga Pokok Backflush
            Penentuan harga pokok backflush mengeliminasi rekening barang dalam proses dan membebankan biaya produksi secara langsung pada produk selesai. Perusahaan menggunakan backflush costing jika terdapat kondisi-kondisi sebagai berikut :
1.      Manajemen ingin sistem akuntansi yang sederhana.
2.      Setiap produk ditentukan biaya standarnya.
3.      Metode ini menghasilkan penentuan harga pokok produk yang kira-kira mengasilkan informasi keuangan yang sama dengan penelusuran secara berurutan.

            Ada dua perubahan relatif pada sistem konvensional yaitu :
1.      Perubahan Akuntansi Bahan
2.      Perubahan Akuntansi Biaya Konversi

3.  Analisis Biaya-Volume-Laba
3.1 Analisis CPV Konvensional
Analisis biaya-volume-laba (CPV) konvensional menganggap bahwa semua biaya,   produksi dan non produksi, dap[at digolongkan ke dalam dua kelompok yaitu:
a. Biaya yang bervariasi dengan volume, disebut biaya variabel
b. Biaya yang tidak bervariasi dengan volume, disebut biaya tetap.
Dalam anlisis tersebut biaya dianggap sebagai fungsi linier volume penjualan sehingga persamaannya adalah:
L  =  P - B                                         Dalam hal ini:
P  = H X                                                        L = Laba bersih sebelum pajak
B  = T + VX                                                  P = Pendapatan Total
Sehingga:                                                       B = Biaya Total
L  = HX - T - VX                                          H = Harga jual per unit
X(H - V) = L + T                                         X = Unit atau volume produk yang               X  =  (L+T)/(H-V)                                          T = Biaya tetap total
                                                                      V = Biaya variabel per unit

3.2  Analisis CPV dalam JIT
Dalam sistem JIT,biaya variabel per unit produk yang dijual turun namun biaya tetapnya naik.Dalam JIT,biaya variabel berdasar batch tidak ada karena batch menjadi satu kali.Jadi,rumus biaya dalam JIT dapat digambarkan sebagai berikut:
B  = T + V1X1 + V3X3
B = Biaya Total                                              X1 = Jumlah unit
T = Biaya tetap                                              X3 = Jumlah kegiatan
V1 = Biaya variabel berdasar unit penjualan (berdasar unit)
V3 = Biaya variabel berdasar non unit
                                             
4. Titik Impas
Titik impas adalah suatu keadaan dimana perusahaan tidak mendapat laba maupun rugi.jadi dapat dikatakan kondisi pendapatan perusahaan dalam keadaan seimbang.

1.1      Sistem Konvensional

            X = (I + F) / (P - V)
Dalam hal ini:
X =  Unit produk yang harus dijual untuk mencapai laba tertentu
I   =  Laba sebelum pajak penghasilan
F  =  Total biaya tetap
P  =  Harga jual per unit
V  =  Biaya variabel per unit

4.2  Sistem JIT
              X1 = (I + F1 + X2V2 ) /  (P - V1)
Dalam hal ini:
X1 =  Unit produk yang harus dijual untuk mencapai laba tertentu
I     =   Laba sebelum pajak  penghasilan
F1  =  Total biaya tetap          
X2  =  Jumlah kuantitas berbasis nonunit         
V2  =  Biaya variabel per basis non unit
P    =  Harga jual per unit
V1  =  Biaya variabel per unit

Illustrasi  :

            PT.KIRANA, sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang perakitan suku cadang menggunakan dua sistem biaya yang berbeda yaitu:
1.      Sistem biaya konvensional                                            
2.      JIT
.Sistem biaya konvensional membebankan BOP menggunakan pengarah biaya (cost driver) berbasis unit. Sistem JIT menggunakan pendekatan yang terfokus pada penelusuran biaya dan penentuan harga pokok berbasis aktivitas untuk biaya yang tidak dapat dihubungkan secara langsung dengan suatu sel pemanufakturan. Untuk mengetahui perbedaan antara kedua metode, berikut ini disajikan data biaya produksi untuk bulan desember 1997 :

ELEMEN BIAYA
SISTEM BIAYA

KONVENSIONAL
JIT
Bahan Baku
Tenaga kerja langsung
BOP Variabel berbasis unit
BOP Variabel berbasis non unit
BOP tetap langsung
BOP tetap bersama
    Rp  800
    70
    90
    -
    30
   100
Rp 1.090
  Rp   800
   100
    20
    30
    30
        20
  Rp 1.000










 Diminta:
1.      Hitunglah jumlah maksimum dari masing-masing sistem biaya yang harus dibayar      seandainya perusahaan memutuskan untuk membeli pada pemasok luar.
2.      Bila  diketahui  perusahaan  berproduksi  pada  kapasitas 1500 unit dengan harga jual      Rp 1.100, susunlah laporan L/R untuk periode yang bersangkutan
3.      Lakukan analisis terhadap kasus tersebut.

Penyelesaian :

1. Jumlah maksimum yang harus dibayar kepada pemasok luar, biasa dianggap sebagai biaya terhindarkan yang harus diputuskan oleh perusahaan tersebut.
     Biaya yang dapat dihindarkan:
     - Sistem biaya konvensional  =  Rp 800 + 70 + 90 + 30    = Rp 990
     - Sistem biaya JIT           =  Rp 800 + 100 +30 +20 +30 = Rp 980
2. Laporan L/R
KETERANGAN       

SIST. KONVENSIONAL
SIST. JIT
Penjualan :
( 1500 u x Rp 1.100)
Biaya Variabel :
(Rp 9601) x 1.500 u)
(Rp 8202) x 1.500 u)
Laba Kontribusi
Biaya Tertelusur :
Bi. variabel berbasis non unit
Bi. tetap langsung
Jumlah Biaya Tertelusur
Laba Langsung Produk
Rp              1.650.000

1.440.000

210.000

-
45.000
45.000
165.000
Rp        1650.000


1.230.000
420.000

45.0003)
195.004)
240.000
180.000














1) Rp 800 + Rp 70 + Rp 90 = Rp 960
     2) Rp 800 + Rp 20 = Rp 820
     3) Rp 30 x 1.500 u = Rp 45.000
     4) (Rp 100 + Rp 30) x 1.500 u = Rp 195.000

3. Sistem penentuan harga pokok konvensional menyediakan laporan yang menunjukkan profitabilitas produk sedangkan sistem JIT menunjukkan adanya efisiensi karena JIT dapat mengubah beberapa jenis biaya mis: Biaya tenaga kerja  langsung  menjadi biaya tetap langsung.     
    
SUMBER 

Minggu, 10 Juni 2012

Langkanya Lagu Anak-Anak



Saya adalah seseorang yang termasuk pecinta musik . I love so much of songs termasuk lagu anak-anak . Ini bukan berarti saya tidak tahu umur, walau saya saat ini sudah berusia 20 tahun tapi saya masih tetap suka dengan lagu anak-anak . Hal ini juga didorong oleh kebiasaan saya bernyanyi bersama adik saya yang masih duduk dibangku SD . 
Saya memandang lagu anak-anak sangatlah baik merupakan bentuk hal yang positif karena lagu anak-anak ini memiliki unsur-unsur positif seperti edukasi, sosialisasi, budaya, daya pikir, dll . Dan saya yakin bukan hanya saya saja yang memandang demikian tetapi mungkin beberapa orang termasuk anda pastikan memandang demikian . Tetapi yang menjadi pertanyaan saya yaitu, Mengapa pada masa sekarang ini langka atauoun kurang adanya lagu anak-anak yang baru???  . Apa kurang peminta?? saya pikir itu salah . Apa kurang penciptanya? mungkin juga . Apa kurang bermateri/kormesi? saya tak bisa jawab ini .
Coba ingat kembali masa lalu ktika saya masih kecil ya sekitar pada tahun 90’an marak akan lagu anak-anak . Sebut saja seperti Trio wek-wek, Joshua, Tina Toon, Agnes Monica, Tasya, dll . Siapa yang tidak kenal dengan mereka. Mereka adalah artis-artis cilik pada masa mereka dan saya kecil dalu . Mereka ini termasuk atis-artis cilik idola saya dan yang membuat saya kagum pada mereka adalah mereka dapat menempatkan dirinya mereka dengan tepat dan baik . Dalam artian, ketika mereka masih kecil mereka menjadi artis cilik yang menyanyikan lagu anak-anak dan objeknya anak-anak kecil serta ketika mereka  sudah besar (remaja/dewasa) mereka menjadi artis remaja/dewasa yang menyanyikan lagu remaja/dewasa dan objeknya juga orang-orang remaja/dewasa . Jadi sini dapat dilihat bahwa cocok, pas sesuai, setara antara subjek dengan objeknya . Ini baru bisa dibilang positif .
Memang artis-aris cilik saat ini marak juga, tapi tidak marak dengan lagu anak-anak . Beberapa dari mereka bernyanyi lagu tentang percintaan yang objeknya adalah anak-anak, sedangkan kita tahu bahwa lagu tentang percintaan bakanlah lagu anak-anak melainkan lagu oaring-orang dewasa . Ini sudah salah kaprah . Diman hubungan antara subjek dengan objek tidak tepat ini bisa mempengaruhi dan menyebabkan hal-hal yang buruk . Disini saya tidak ingin menyebutkan nama dari pihak tertentu tapi saya akan memberikan contohnya seperti salah satu artis cilik “X” menyakinkan sebuah lagu tentang percintaan dan digemari oleh sebagian anak-anak . Contoh lain juga seperti salah satu artis remaja/dewasa yang menyanyikan lagu tentang percintaan yang objenya anak-anak . Nahhh, kan kita tahu percintaan berati hubungan dengan lawan jenis sedangkan hal ini bagi saya belum cukup pantas untuk anak-anak . Ini juga bisa disebabkan kurang nya lagu anak-anak saat ini jadi anak-anak lebih mengonsumsi lagu-lagu yang sedang marak saja seperti lagu tentang percintaan . Kedua contoh diatas bisa menyebabkan anak-anak yang seharusnya merasakan masa kanak-kanak tetapi dirangsang tuk merasakan masa remaja/dewasa . So, dimana?? kapan?? mereka merasakan masa kanak-kanak jika mereka sudah dari kecil dirangsang tuk merasakan masa remaja/dewasa . Dan hal ini bisa dibilang bahwa masa kanak-kanak bisa telah hilang .
Apalagi jika hal tsb tidak didukung oleh pengawasan keluarga, wah wah wah saya tidak dapat pikir akan seperti apa anak-anak itu .
Memang hal ini terlalu menjurus jauh tapi jika tetap masih dibiarkan yang lama-kelamaan bisa kejauhan jadi kejadian, makanya mulai dari sekarang bersama kita bisa cegah kok . Disini kita cari tahu diamana yang salah . Apakah itu artisnya?? Produsernya pemerintah? keluarga? anak-anak? kita harus cari tahu . Kita bisa cegah pertama dengan pengawasan dari pihak keluarga langsung dalam memilihh dan menentukan lagu-lagu untuk anak dan tak luput peran pada pemerintah . Saya punya usul yaitu mengapa tidak dibuat hukum  peraturan yang melarang anak-anak dibawah umur menyanyikan lagu tentang percintaan khususnya dalam bidang kormersil dan public . Dengan demikian banyak pihak yang terbangun untuk memciptakan lagu anak-anak karena banyak permintaan dan juga masa anak-anak tidak terdahului ataupaun terlewatkan . Janganlah nantinya kita menyesali akan hal yang banyak dianggap kecil ini . Ingat terkadang hal yang kecil bisa berdampak besar .


Minggu, 03 Juni 2012

MUSIC


Kali ini saya akan membahas tentang musik .

Pertama, saya mulai dari definisi musik itu sendiri . Apa sih itu musik?? .  Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia )
1. Ilmu atau seni menyusun nada atau suara dalam urutan, kombinasi, dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai kesatuan dan kesinambungan ;
2. Nada atau suara yang disusun demikian rupa sehingga mengandung irama, lagu dan keharmonisan (terutama yang menggunakan alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu).
Menurut saya pribadi, musik adalah sesuatu karya yang dihasilkan oleh emosional jiwa seseorang ataupun kelompok yang ditulis pada kertas ataupun dalam dokumen lainnya yang memiliki unsur seni berupa nada, ritme, dan keharmonian lainnya yg menjadikannya indah memesona serta memiliki arti dan peran didalamnya . Baiklah itu definisi musik menurut saya, bagaimana dengan anda?? Anda bisa menjawabnya sendiri .

Kedua, saya membahas tentang History of Music  . Untuk history of music ini dapat dibaca pada link berikut ini (http://en.wikipedia.org/wiki/Music_history atau http://www.globalmusichistory.com/2011/12/history-of-music-ii.html dan juga http://www.globalmusichistory.com/2011/12/historical.html  )
untuk history of music saya tidak perlu membahasnya karena semua telah dibahas pada link-link diatas .

Ketiga, saya lanjutkan dengan membahas fungsi music .
  • Fungsi Ekspresi
yaitu musik berfungsi untuk membuat kita manusia dapat mengekspresikan emosional jiwa diri kita masing-masing . Yaitu bisa melalui menulis lagu, bernyanyi, menari, bermain instrument musik lainnya , dll . Menurut pengalaman saya pribadi melalui musik saya dapat mengekspresikan emosional jiwa saya melalui seperti contoh diatas dan setelah saya mengeksprikannya emosional jiwa saya menjadi lebih jernih kembali tenang karena telah saya luapkan dengan musik tsb . Lalu Anda?? mari kita ekspresikan emosional jiwa kita melalui music tentunya haruslah positif !!
  • Fungsi hiburan
yaitu musik berfungsi memberi hiburan, penghiburan bagi penonton/pendengar dan pemain musik itu sendiri . Dimana musik menghibur memberi kenikmatan bagi para konsumen musik itu sendiri dan menyenangkan para penikmat musik . Serta para konsumen ataupun penikmat musik ini terhibur oleh adanya irama, bahasa melodi, atau keteraturan dari harmoninya, aksi panggung, erta pula teks syair/lirik dari lagu tsb . Namun terkadang tidak semua konsumen/penikmat musik bisa memahami teks/lirik musik, tetapi ia/mereka cukup terpuaskan atau terhibur hatinya dengan pola-pola melodi, atau pola-pola ritme dalam irama musik tsb  . Hal ini sama seperti pengalaman saya yaitu saya suka dengan musik internasional seperti Spanyol, Italia, Jerman, Perancis, Korea, Jepang, dll namun saya terkadang tidak mengerti apa maksud dari musik tsb terutama liriknya tapi bagi saya yg penting adalah susunan melodinya dan keteraturan harmonisasi dari musik tsb .
  • Fungsi komunikasi
Yaitu musik berfungsi memberikan komunikasi yaitu memberikan pesan dari pihak pengirim kepada pihak penerima dan timbal balik berupa respon dari pihak penerima . Contoh saja pada jaman dahulu adalah kentongan . Kentongan itu berfungsi memberi pesan dari yg mengentongnya kepada pendengar/masyarakat yg dimana pesannya memberikan informasi bahwa ada bahaya dan lalu masyarakat keluar rumah serta berhenti aktivitas sambil berkerumun menanyakan bahaya tsb . Itu contoh dulu, contoh sekarang yaitu telepon atau HP, ketika telepon/HP ada sms/ panggilan berbunyi/berdering lalu kita mengakat panggilan/ membaca sms tsb .
  • Fungsi pendidikan
yaitu musik berfungsi mendidik dalam hal ilmu pengetahuan(sekolah) dan moral maupun norma . Dimana didalam musik itu sendiri ditanamkan ilmu pengetahuan dan moral maupun norma . Contohnya seperti musik
  • Fungsi Puji-Pujian kepada Tuhan
yaitu musik berfungsi untuk memuji memuliakan Tuhan . Dimana sebagai rasa hormat, puji syukur atas KEAGUNGANNYA dan KASIH KARUNIANYA . Pada fungsi ini lebih bersifat religius .
  • Fungsi persatuan
Dimana musik berfungsi untuk mempersatukan suatu kelompok baik itu ras/suku, bangsa, negara, bahkan dunia . Seperti contoh musik adat, Lagu Kebangsaan, lagu perdamaian dll . Pada funsi ini musik bersifat sbg persatuan berupa perdamain .
  • Fungsi lambang/gambaran
Yaitu musik berfungsi melambangkan/menggambarkan suatu hal . Misalkan ritme music yg slow itu melambangkan / menggambarkan kesedihan sebaliknya jika ritme musiknya nge-beat maka melambangkan / menggambarkan  keceriaan .

Kempat saya akan membahas yaitu unsure daripada musik . Musik memiliki unsure sbb ; suara, nada, notasi, ritme, melodi, Kontrapun Musik, harmoni, Bentuk Musik
(http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_musik)
  • Suara
Teori musik menjelaskan bagaimana suara dinotasikan atau dituliskan dan bagaimana suara tersebut ditangkap dalam benak pendengarnya. Dalam musik, gelombang suara biasanya dibahas tidak dalam panjang gelombangnya maupun periodenya, melainkan dalam frekuensinya. Aspek-aspek dasar suara dalam musik biasanya dijelaskan dalam tala (Inggris: pitch, yaitu tinggi nada), durasi (berapa lama suara ada), intensitas, dan timbre (warna bunyi).
  • Nada
Suara dapat dibagi-bagi ke dalam nada yang memiliki tinggi nada atau tala tertentu menurut frekuensinya ataupun menurut jarak relatif tinggi nada tersebut terhadap tinggi nada patokan. Perbedaan tala antara dua nada disebut sebagai interval. Nada dapat diatur dalam tangga nada yang berbeda-beda. Tangga nada yang paling lazim adalah tangga nada mayor, tangga nada minor, dan tangga nada pentatonik. Nada dasar suatu karya musik menentukan frekuensi tiap nada dalam karya tersebut. Nada dalam teori musik diatonis barat diidentifikasikan menjadi 12 nada yang masing-masing diberi nama yaitu nada C,D,E,F,G,A dan B. Serta nada-nada kromatis yaitu Cis/Des, Dis/Es, Fis/Ges, Gis/As, dan Ais/Bes.
  • Ritme
Ritme adalah pengaturan bunyi dalam waktu. Birama merupakan pembagian kelompok ketukan dalam waktu. Tanda birama menunjukkan jumlah ketukan dalam birama dan not mana yang dihitung dan dianggap sebagai satu ketukan. Nada-nada tertentu dapat diaksentuasi dengan pemberian tekanan (dan pembedaan durasi).
  • Notasi
Notasi musik merupakan penggambaran tertulis atas musik. Dalam notasi balok, tinggi nada digambarkan secara vertikal sedangkan waktu (ritme) digambarkan secara horisontal. Kedua unsur tersebut membentuk paranada, di samping petunjuk-petunjuk nada dasar, tempo, dinamika, dan sebagainya.
  • Melodi
Melodi adalah serangkaian nada dalam waktu. Rangkaian tersebut dapat dibunyikan sendirian, yaitu tanpa iringan, atau dapat merupakan bagian dari rangkaian akord dalam waktu (biasanya merupakan rangkaian nada tertinggi dalam akord-akord tersebut).
Melodi terbentuk dari sebuah rangkaian nada secara horisontal. Unit terkecil dari melodi adalah Motif. Motif adalah tiga nada atau lebih yang memiliki maksud atau makna musikal. Gabungan dari Motif adalah Semi Frase, dan gabungan dari Semi Frase adalah Frase (Kalimat). Sebuah Melodi yang paling umum biasanya terdiri dari dua Semi Frase yaitu kalimat tanya (Antisiden) dan kalimat jawab (Konsekuen).
  • Harmoni
Harmoni secara umum dapat dikatakan sebagai kejadian dua atau lebih nada dengan tinggi berbeda dibunyikan bersamaan, walaupun harmoni juga dapat terjadi bila nada-nada tersebut dibunyikan berurutan (seperti dalam arpeggio). Harmoni yang terdiri dari tiga atau lebih nada yang dibunyikan bersamaan biasanya disebut akord.


Kelima bahasan selanjutnya yaitu jenis-jenis dan gaya-gaya  musik . Musik juga memiliki banyak jenis atau Genre music seperti Classical and art music traditions (European classical music & Religious), Folk, dan Popular Blues, Country, Electronic, Hip hop, Jazz, Reggae, Rock (Heavy metal, Punk, rock), Traditional . Untuk penjelasan dari Genre music tsb dapat dibaca pada link http://www.globalmusichistory.com/2011/12/genres-of-music.html . 
Untuk musik tradisional, Indonesia khususnya diantaranya musik Bali, Borneo, Flores, Java, Kalimantan, Lombok, Moluccan Islands, Nias, Papua, Sulawesi, Sumatra, Sunda, dll . Untuk penjelasan dari masing-masing musik tradisional Indonesia dapat dibaca pada link http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_cultural_and_regional_genres_of_music#Indonesia 

Keenam dan yg terakhir yaitu musik yang tidak dimanfatkan dengan baik(positif) .
Jika musik yang tidak dimanfatkan dengan baik(positif) ataupun salah paham maka dapat berdampak negative .
Contoh ketika menonton suatu konser seringkali terjadi aksi anarkis seperti saling senggol lalu tawuran yg menyebabkab beberapa kematian .
Lalu juga dapat dicontohkan yaitu pencemaran nama baik . Yg berdampak pada hukum .
Serta juga ada musik club, musik-musik club itu bagus karena sangat kreatif namun beberapa para konsumen/penikmat musik ini dimanfaatkan untuk kehidupan pergaulan bebas .
Dari hal-hal tsb yg sudah terjadi tidak dapat kita ubah . Tapi mulai sekarang kita dapat meminimalkan ha-hal tsb dengan membuangnya dari pikiran kita dan tidak melakukannya .

Kesimpulan dari saya ;
Musik itu sesuatu karya yg indah memiliki melodi, ritme , jika ada lirik dan harmonisasi dari semuanya yg berasal dari ekspresi emosial manusia yg berfungsi sebagai ekspresi, hiburan, komunikasi, pendidikan, Puji-Pujian kepada Tuhan . Dimana memiliki nilai moral, keindahan, dan religius . Namun jika tidak manfaatkan dengan baik maka akan berdampak negatif . Dan musik memiliki jenis dan gaya yg masing-masin sesuai pada jiwa penikmat/konsumen ataupun pengarang music itu sendiri .