PERAN Human Resources Development (HRD) sangat besar dalam kemajuan perusahaan. Tidak terkecuali dalam memberikan kontribusi untuk meningkatkan semangat dan kinerja karyawan. Sejatinya, HRD merupakan strategic partner dewan direksi dalam mencapai tujuan perusahaan.
Karenanya, HRD mempunyai fungsi untuk membuat strategi dan program bagi suatu perusahaan, yang bertujuan mengembangkan sumber daya manusia (SDM).
Menurut konsultan senior EXPERD Linawaty Mustopoh, HRD dituntut untuk memahami secara mendalam tujuan yang akan dicapai perusahaan. "Sehingga divisi HRD dapat membuat sistem yang berguna untuk mendongkrak kinerja karyawan," ujar Lina.
Hal ini perlu dilakukan karena masing-masing karyawan dalam suatu perusahaan dapat dipengaruhi oleh faktor yang berbeda dalam bekerja. Inilah yang membuat mereka memiliki motivasi yang berbeda pula dalam bekerja.
Banyak perusahaan mengira bahwa dengan memberikan kompensasi dan tunjangan-tunjangan, otomatis akan meningkatkan kinerja karyawan, namun hal itu tidak sepenuhnya benar.
"Ada karyawan yang lebih mementingkan pengakuan atas hasil kerjanya, ada pula yang lebih mementingkan kesempatan untuk bisa mengembangkan keahlian dan pengetahuannya," ungkap David Knowles, Managing Partner PT Opus Management Indonesia.
Secara umum, ada beberapa faktor yang memengaruhi kinerja karyawan, antara lain lingkungan kerja, kompensasi dan benefit, serta kompetensi individu itu sendiri.
Identifikasi yang tepat terhadap kebutuhan perusahaan untuk meningkatkan kinerja karyawannya akan memudahkan perusahaan dan khususnya departemen HRD untuk menentukan metode atau langkah yang perlu dilakukan.
Nah, salah satu cara yang paling adil dalam memberikan imbalan atau penghargaan ini, yakni lewat evaluasi kinerja karyawan. Evaluasi kinerja ini bertujuan untuk menjamin pencapaian sasaran dan tujuan perusahaan. Di samping itu, evaluasi ini berguna pula untuk mengetahui posisi perusahaan dan tingkat pencapaian sasaran perusahaan.
Terutama untuk mengetahui bila terjadi keterlambatan atau penyimpangan agar segera diperbaiki sehingga sasaran atau tujuan tercapai. Hasil evaluasi kinerja individu dapat dimanfaatkan untuk banyak penggunaan selain pemberian kompensasi.
Yakni juga berguna untuk pengembangan SDM, program peningkatan produktivitas, program kepegawaian, dan menghindari perlakuan diskriminasi. Hasil-hasil penilaian prestasi kerja ini digunakan sebagai dasar bagi evaluasi reguler terhadap prestasi para karyawan, yang meliputi telaah gaji.
Dalam hal ini mencakup kenaikan bonus dan kenaikan gaji lainnya yang merupakan salah satu tujuan utama penilaian prestasi kerja. Penilaian prestasi kerja juga digunakan untuk kesempatan promosi dan tujuan pengembangan. Tentunya hal ini dilakukan oleh divisi HRD.
Faktor motivasi memang memiliki hubungan langsung dengan kinerja individual karyawan. Karena kedudukan dan hubungannya itu, maka sangatlah strategis jika pengembangan kinerja individual karyawan dimulai dari peningkatan motivasi kerja.
Biasanya karyawan yang puas dengan apa yang diperolehnya dari perusahaan akan memberikan lebih dari apa yang diharapkan dan dia akan terus berusaha memperbaiki kinerjanya.
Sebaliknya, karyawan yang kepuasan kerjanya rendah, cenderung melihat pekerjaan sebagai hal yang menjemukan dan membosankan sehingga dia bekerja dengan terpaksa dan tanpa semangat. Untuk itu, merupakan keharusan bagi perusahaan untuk mengenali faktor-faktor apa saja yang membuat karyawan puas bekerja di perusahaan.
Pemahaman tentang jenis atau tingkat kebutuhan perorangan karyawan oleh perusahaan menjadi hal mendasar untuk meningkatkan motivasi. Dengan tercapainya kepuasan kerja karyawan, produktivitas pun akan meningkat. Motivasi yang ada pada setiap orang berbeda-beda antara yang satu dan yang lain.
Yang perlu diingat adalah mekanisme pemberian penghargaan yang hendaknya diatur dalam suatu program atau regulasi perusahaan agar betul-betul tepat sasaran. Jadi, diperlukan analisis kebutuhan untuk dapat mengetahui apa yang sebetulnya dibutuhkan para karyawan. Program-program reward tersebut misalnya dengan mengadakan employee of the year, bonus, pengakuan kerja, atau penghargaan yang berupa ucapan terima kasih atau memberikan senyum.
Hal ini bisa menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan. Berikan pula karyawan kesempatan untuk mengembangkan diri melalui training atau workshop. Untuk dapat mempertahankan spirit ini, maka program-program pemberian reward ini hendaknya menjadi program yang berkesinambungan. Karena yang menjadi hambatan terbesar dalam peningkatan motivasi adalah untuk tetap menjaga semangat yang sudah ada untuk tetap ada bahkan meningkat.
Lead Consultant PT Opus Management Indonesia Gita Pratiwi mengatakan, perlu diperhatikan bahwa masalah peningkatan kinerja karyawan tidak semata-mata tanggung jawab HRD dan perusahaan. Namun juga tanggung jawab dari masing-masing atasan atau manajer di tiap departemen. Sebab, sesungguhnya setiap manajer memiliki tanggung jawab untuk mengelola kinerja anak buahnya.
Karenanya, HRD mempunyai fungsi untuk membuat strategi dan program bagi suatu perusahaan, yang bertujuan mengembangkan sumber daya manusia (SDM).
Menurut konsultan senior EXPERD Linawaty Mustopoh, HRD dituntut untuk memahami secara mendalam tujuan yang akan dicapai perusahaan. "Sehingga divisi HRD dapat membuat sistem yang berguna untuk mendongkrak kinerja karyawan," ujar Lina.
Hal ini perlu dilakukan karena masing-masing karyawan dalam suatu perusahaan dapat dipengaruhi oleh faktor yang berbeda dalam bekerja. Inilah yang membuat mereka memiliki motivasi yang berbeda pula dalam bekerja.
Banyak perusahaan mengira bahwa dengan memberikan kompensasi dan tunjangan-tunjangan, otomatis akan meningkatkan kinerja karyawan, namun hal itu tidak sepenuhnya benar.
"Ada karyawan yang lebih mementingkan pengakuan atas hasil kerjanya, ada pula yang lebih mementingkan kesempatan untuk bisa mengembangkan keahlian dan pengetahuannya," ungkap David Knowles, Managing Partner PT Opus Management Indonesia.
Secara umum, ada beberapa faktor yang memengaruhi kinerja karyawan, antara lain lingkungan kerja, kompensasi dan benefit, serta kompetensi individu itu sendiri.
Identifikasi yang tepat terhadap kebutuhan perusahaan untuk meningkatkan kinerja karyawannya akan memudahkan perusahaan dan khususnya departemen HRD untuk menentukan metode atau langkah yang perlu dilakukan.
Nah, salah satu cara yang paling adil dalam memberikan imbalan atau penghargaan ini, yakni lewat evaluasi kinerja karyawan. Evaluasi kinerja ini bertujuan untuk menjamin pencapaian sasaran dan tujuan perusahaan. Di samping itu, evaluasi ini berguna pula untuk mengetahui posisi perusahaan dan tingkat pencapaian sasaran perusahaan.
Terutama untuk mengetahui bila terjadi keterlambatan atau penyimpangan agar segera diperbaiki sehingga sasaran atau tujuan tercapai. Hasil evaluasi kinerja individu dapat dimanfaatkan untuk banyak penggunaan selain pemberian kompensasi.
Yakni juga berguna untuk pengembangan SDM, program peningkatan produktivitas, program kepegawaian, dan menghindari perlakuan diskriminasi. Hasil-hasil penilaian prestasi kerja ini digunakan sebagai dasar bagi evaluasi reguler terhadap prestasi para karyawan, yang meliputi telaah gaji.
Dalam hal ini mencakup kenaikan bonus dan kenaikan gaji lainnya yang merupakan salah satu tujuan utama penilaian prestasi kerja. Penilaian prestasi kerja juga digunakan untuk kesempatan promosi dan tujuan pengembangan. Tentunya hal ini dilakukan oleh divisi HRD.
Faktor motivasi memang memiliki hubungan langsung dengan kinerja individual karyawan. Karena kedudukan dan hubungannya itu, maka sangatlah strategis jika pengembangan kinerja individual karyawan dimulai dari peningkatan motivasi kerja.
Biasanya karyawan yang puas dengan apa yang diperolehnya dari perusahaan akan memberikan lebih dari apa yang diharapkan dan dia akan terus berusaha memperbaiki kinerjanya.
Sebaliknya, karyawan yang kepuasan kerjanya rendah, cenderung melihat pekerjaan sebagai hal yang menjemukan dan membosankan sehingga dia bekerja dengan terpaksa dan tanpa semangat. Untuk itu, merupakan keharusan bagi perusahaan untuk mengenali faktor-faktor apa saja yang membuat karyawan puas bekerja di perusahaan.
Pemahaman tentang jenis atau tingkat kebutuhan perorangan karyawan oleh perusahaan menjadi hal mendasar untuk meningkatkan motivasi. Dengan tercapainya kepuasan kerja karyawan, produktivitas pun akan meningkat. Motivasi yang ada pada setiap orang berbeda-beda antara yang satu dan yang lain.
Yang perlu diingat adalah mekanisme pemberian penghargaan yang hendaknya diatur dalam suatu program atau regulasi perusahaan agar betul-betul tepat sasaran. Jadi, diperlukan analisis kebutuhan untuk dapat mengetahui apa yang sebetulnya dibutuhkan para karyawan. Program-program reward tersebut misalnya dengan mengadakan employee of the year, bonus, pengakuan kerja, atau penghargaan yang berupa ucapan terima kasih atau memberikan senyum.
Hal ini bisa menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan. Berikan pula karyawan kesempatan untuk mengembangkan diri melalui training atau workshop. Untuk dapat mempertahankan spirit ini, maka program-program pemberian reward ini hendaknya menjadi program yang berkesinambungan. Karena yang menjadi hambatan terbesar dalam peningkatan motivasi adalah untuk tetap menjaga semangat yang sudah ada untuk tetap ada bahkan meningkat.
Lead Consultant PT Opus Management Indonesia Gita Pratiwi mengatakan, perlu diperhatikan bahwa masalah peningkatan kinerja karyawan tidak semata-mata tanggung jawab HRD dan perusahaan. Namun juga tanggung jawab dari masing-masing atasan atau manajer di tiap departemen. Sebab, sesungguhnya setiap manajer memiliki tanggung jawab untuk mengelola kinerja anak buahnya.
SUMBER : okezone.com
0 komentar:
Posting Komentar